Selasa, 19 Mei 2020

Literasi Tak Akan Kehilangan Kutu Bukunya

“Aku takut suatu hari teknologi akan melampaui interaksi manusia. Dunia akan memiliki generasi idiot” Begitulah kata Albert Einstein. Tidak sepenuhnya benar dan tidak sepenuhnya salah. Sebab, revolusi akan terus ada sekalipun kita menentangnya. Revolusi bahkan bisa dikatakan sebagai keperluan masif yang pastinya akan memengaruhi kehidupan.

Salah satu hal penting dari revolusi yang kini amat terasa di kehidupan adalah dalam bidang teknologi. Perkembangan teknologi saat ini semakin mutakhir, apalagi dihadapkan pada era revolusi industri 4.0. Era Revolusi 4.0 menjembatani pemikiran manusia sekaligus cara bijak memanfaatkannya. Media-media inovasi dimanfaatkan untuk menuangkan ide dan gagasan-gagasan segar agar dalam berbagai bentuk. Sayangnya, banyak dari inovasi yang dikembangkan saat ini bersifat disrutip. Suatu istilah yang berarti membantu menciptakan pasar baru, mengganggu atau merusak pasar yang sudah ada, dan pada akhirnya menggantikan teknologi terdahulu tersebut  (Rahmat, 2018).

Salah satu bidang yang ikut merasakan inovasi tersebut adalah dalam bidang literasi. Sebagai generasi yang berkecimpung di literasi saya merasakan betul bagaimana inovasi mengubah literasi menjadi lebih modern, lebih dikenal, dan lebih variatif. Yang mana inovasi tersebut berkembang mulai dari media baca, media tulis bahkan pengubahan karya-karya literasi dalam bentuk yang lain.

Sebagai contoh, beberapa inovasi tersebut adalah mudahnya menjangkau bahan bacaan berupa buku, artikel, esai dan berbagai macam karya tulis lain  dalam bentuk digital (E-book). Tidak hanya itu, penggiat literasi juga dapat membagikan karya-karyanya dengan amat mudah melalui berbagai platform digital.

Keberadaan media sosial sebagai salah satu platform digital membuat literasi kembali hidup dengan kemasan yang lebih energik dan adaptif bagi generasi masa kini. Semua kalangan dapat dengan mudah mengakses karya-karya yang bisa saja bersumber dari ketidaksengajaan karena mencantumkan “caption” pada selipan setiap postingan.

Apalagi kini para penulis lebih memilih media sosial sebagai media promosi terhadap karya-karya mereka agar lebih dikenal dan lebih dekat dengan para pembaca. Dukungan inovasi masa kini memberikan dampak besar untuk menikmati dan menghasilkan karya sastra. Wadah-wadah begitu meluas mulai dari sosial media, situs-situs sampai aplikasi-aplikasi yang dikhususkan bagi para penulis.

Berbicara tentang penulis di era sekarang siapun bisa saja menjadi seorang penulis. Fitur-fitur dan Aplikasi-aplikasi bagi para penulis membuka lebar pintu bagi para penulis untuk menghasilkan karya-karya sastra. Banyak sekali penulis terkenal yang awalnya dikenal sebagai seorang yang rajin menulis di blog dan menulis di aplikasi-aplikasi khusus penulis.

Sebut saja Raditya Dika yang berhasil menembus gerbang sastra lewat karya-karya unik yang awalnya ditulis di blog. Selain itu ada juga penulis muda Nadhifa Allya Tsana yang mampu menyihir para pembaca muda lewat karyanya “ Geez dan Ann” yang awalnya ditulis dalam aplikasi komunitas online para penulis dan pembaca Wattpad.

 Kini karyanya tersebut telah berhasil dibukukan dan menjadi salah satu buku best seller di Indonesia. Tidak hanya itu Tsana panggilan Nadhifa Allya Tsana juga menunjukkan bahwa sastra dapat berjalan beriringan dengan generasi masa kini. Ia memanfaatkan fitur dan aplikasi sebagai media berkarya dan mempromosikan karya.

Sayang sekali jika kondisi yang amat menguntungkan tersebut hanya dimanfaatkan dengan berdiam diri. Layaknya kita sebagai bagian dari penggiat literasi memanfaatkan dengan baik wadah yang memberi keterbukaan bagi literasi lebih dikenal khalayak luas. Berjalan beriringan dengan berkembangnya media literasi menjadi solusi tepat untuk menyebarkan virus-virus literasi. Sebab bagaimana pun teknologi memperbarui rupa literasi, literasi tak akan pernah kehilangan kutu bukunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Etika dalam Menyimak

"Malu bertanya sesat di jalan”   sadar atau pun tidak ungkapan ini telah banyak mempengaruhi pemikiran masyarakat saat ini. Bertanya se...