Selasa, 19 Mei 2020

Berhenti Menjadi Tamak

Manusia memang tidak pernah lepas dari berbagai kepentingan. Berbagai hal dijalankan sebagai bentuk kebutuhan atau kewajiban. Dalam menjalankan segala kepentingan tersebut, yang perlu diingat ialah hakikat manusia itu sendiri. Hakikat manusia adalah seorang individu. Namun, selain sebagai individu seorang manusia juga merupakan makhluk sosial. Artinya seorang manusia tidak akan bisa menjalankan segala hal sendiri. Adakalanya manusia memerlukan orang lain. Hal tersebut lantaran hak dan kewajiban manusia selalu beriringan dengan lingkungan sosialnya.

Bercermin dari teater “Dhemit” ada pesan implisit yang ingin disampaikan. Lewat dialog dan lakon dari para tokoh seolah manusia diingatkan untuk berhenti menjadi tamak. Memanfaatkan segala hal hanya untuk memenuhi keinginan pribadi. Tidak hanya itu, dari teater ini juga manusia bisa belajar menghargai orang lain. Termasuk menghargai budaya dan keyakinan yang berkembang di suatu tempat.

Hubungan sosial manusia memang seperti telah dikhendaki untuk saling ketergantungan satu sama lain. Hidup dengan saling bahu-membahu satu sama lain. Bahkan dalam hidup bermasyarakat seoseorang diperkenankan untuk mendahulukan kepentingan kelompok daripada kepentingan pribadi. Hal itu menegaskan bahwa dalam hubungan sosial masyarakat jangan pernah memanfaatkan kondisi masyarakat tertentu untuk hanya kepentingan pribadi.

Selain hidup bermasyarakat, manusia juga harus berhubungan baik dengan alam.  Alam sebagai penyedia kebutuhan manusia berupa tanah, air, udara, dan berbagai hasil alam lainya harus menyadarkan bahwa kebutuhan itu memang disiapkan untuk manusia. Namun, hal itu tidak serta merta membuat manusia bebas mengekpolitas alam. Manusia memanfaatkan segala itu sesuai kebutuhannya. Menjaga dan terus melakukan reboisasi agar alam itu nantinya bisa ikut dirasakan oleh generasi-generasi berikutnya.

Intinya, semua hal ada kapasitasnya. Jadi, manusia harus paham betul skala prioritas. Jangan sampai manusia malah merugikan orang lain bahkan alam sekitar. Dengan merasa cukup atas segala nikmat dan berhenti menjadi tamak, itulah sebenarnya hakikat manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Etika dalam Menyimak

"Malu bertanya sesat di jalan”   sadar atau pun tidak ungkapan ini telah banyak mempengaruhi pemikiran masyarakat saat ini. Bertanya se...