Selasa, 27 Juli 2021

Nilai-Nilai Kebanggaan Berbahasa Indonesia

Menggunakan bahasa Indonesia menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Bahasa yang dahulu lahir dari bahasa Melayu kini menjelma menjadi bahasa pemersatu bangsa Indonesia. Proses perkembangan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia melalui berbagai serangkaian proses. Proses tersebut disebut periodisasi sejarah, yang meliputi masa prakolonial, masa kolonial, dan masa pergerakan kemerdekaan (Trianto, 2016).

Lahirnya bahasa Indonesia berasal dari perjuang para pemuda terdahulu. Para pemuda Indonesia harus merasakan terbelenggu oleh kaum imperialis dan kolonialis dan kejamnya penindasan harkat dan martabat selama bertahun-tahun lamanya. Mereka rela mengorbankan diri mereka untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan bahasa pemersatu rakyat Indonesia. Pada tanggal 28 Oktober 1928 para pemuda membuktikan mengangkat kembali harkat dan martabat bangsa Indonesia dengan bersumpah bahwa akan selalu menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia

Pada keputusan Kongres Bahasa Indonesia II di Medan pada tahun 1945 menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Penggunaan bahasa Melayu lantaran penggunaannya yang telah digunakan sejak dulu yang demikian menjadi Lingua Franca (Bahasa Penghubung) bagi rakyat Indonesia sekaligus digunakan hampir di seluruh negara di Asia Tenggara. Bahasa melayu memang terdengar awam di negara serumpun dengan Indonesia. Bahkan beberapa kosa kata memiliki kesamaan dengan bahasa Indonesia

652 bahasa daerah bukan menjadi penghalang bagi rakyat Indonesia untuk berkomunikasi. Bahasa-bahasa daerah tersebut menjadi faktor bertambahnya pembendaraahan bahasa Indonesia. Tidak hanya itu, bahasa Indonesia juga tidak lepas dari pengaruh bahasa asing seperti Tiongkok, Arab, India dan sebagainya. Pengaruh tersebut semakin memperkaya kosakata bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia termasuk bahasa yang unik, sebab bahasa Indonesia memiliki dua sisi yaitu sebagai bahasa yang mudah sekaligus sulit. Mudah lantaran bahasa Indonesia tidak memerlukan perbedaan pola-pola penggunaan pada saat waktu yang berbeda. Sedangkan sulit karena harus memahami pembentukan kata dan maknanya.

Namun dibalik itu semua, bahasa Indonesia pantas dibanggakan sebab bahasa Indonesia telah menjangkau dunia internasional. Bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar kedua di pemerintah Daerah Ho Chi Minh City, Vietnam resmi sejak Desember 2007. Hal itu menunjukkan bahwa bahasa Indonesia telah di sejajarkan dengan bahasa Inggris yang berkedudukan sebagai bahasa pengantar kedua juga.

Bahasa Indonesia bahkan menjadi mata kuliah di universitas-universitas besar di dunia. Universitas-universitas itu meliputi Tokyo University of Foreign Studies (Jepang), University of Shouthern Queensland (Australia), Taras Shevchenko National University of Kyiv (Ukraina), dan Hankuk University of Foreign Studies (Korea Selatan). Tidak hanya itu, bahasa Indonesia juga berpeluang menjadi bahasa resmi di kawasan ASEAN. Namun, terdapat syarat-syarat yang mesti dipenuhi agar suatu bahasa dapat menjadi bahasa Internasional.

Pertama, bahasa harus digunakan dalam diplomasi dan perdagangan internasional; kedua, berperan dalam penyebaran ilmu pengetahuan; ketiga jumlah penuturnya banyak; keempat, budaya dijunjung tinggi; kelima, kesederhanaan sistem bunyi dan gramatikal sehingga mudah dipelajari; keenam, pemiliknya memiliki rasa percaya diri terhadap bahasanya sendiri.

 Dari keenam syarat tersebut dirasa tidak terlalu sulit bagi Indonesia untuk mewujudkan cita-cita menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa Internasional. Semua bergantung dari rakyat Indonesia agar lebih percaya diri dan berkeinginan tinggi untuk berbahasa Indonesia yang baik dan benar.

Bangsa Indonesia sepantasnya bangga dengan keberadaan bahasa Indonesia yang menyatukan perbedaan. Dari Sabang hingga Merauke dimudahkan komunikasinya dengan sebuah bahasa, yaitu bahasa Indonesia. Oleh karena itu, seyogianya kita senantiasa memelihara bahasa Indonesia dengan baik.

Dengan cara tetap menggunakan bahasa Indonesia dengan baik, tanpa menyamaratakan penggunanya. Seperti pada contoh kasus pencampurbauran bahasa Indonesia dengan bahasa asing, penggunaan bahasa alay dan beberapa hal lain yang mengancam kredibilitas bahasa Indonesia sendiri. Pemeliharaan bangsa Indonesia adalah dengan tetap menggunakan bahasa Indonesia sesuai koridor yang telah berlaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Etika dalam Menyimak

"Malu bertanya sesat di jalan”   sadar atau pun tidak ungkapan ini telah banyak mempengaruhi pemikiran masyarakat saat ini. Bertanya se...