Jumat, 12 Oktober 2018

Tiga Hari

Pertengahan april, jam-jam akhir di sekolah diisi dengan persiapan lomba debat tingkat kabupaten. Semuanya hampir bersamaan dengan persiapan lomba karya ilmiah yang diselenggarakan oleh fakultas ekonomi Universitas Bangka Belitung. Mulai dari observasi, penulisan, revisi, persiapan presentasi harus dibagi dengan waktu yang dirasa tidak efisien.

Tidak lama, guru Bahasa Indonesia menghampiri dan menunjukkan sebuah kertas yang mesti diisi dengan identitas. Aku setengah bertanya, ternyata kertas itu berisi formulir lomba kemahiran berbahasa Indonesia yang diselenggarakan kantor bahasa provinsi. Aku sangat antusias dengan lomba ini apalagi selama ini aku penasaran dengan UKBI (Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia) yang ternyata oleh kantor bahasa dilombakan di tingkat SMA se-provinsi. Diberikan beberapa buah buku pedoman ejaan untuk bahan-bahan pembelajaran. Lucunya dari ketiga lomba ini, semuanya adalah lomba tim yang masing-masing berjumlah 3 orang.

20 April 2018. Sore yang melelahkan untuk sebuah perjuangan. Untungnya wali kelas sekaligus pembina kir baru di SMA memberi keringan untuk tidak ikut pembelajaran di jam terakhir, jadi aku bersama dua anggota lain dari tim AIR (Ari, Irma, Ridho) bisa mengejar segala persiapan untuk full paper. Semua memang belum rampung benar apalagi  kertas persetujuan harus di tanda tangani kepala sekolah.

Saat semua dikejar waktu, tiba-tiba aku dipanggil ke ruang aula untuk latihan debat sekaligus meminta izin kepada pembina kalau  dua hari sebelum lomba aku tidak bisa latihan. Jujur saja saat minta izin ke pembina debat aku benar-benar merasa takut dan tidak enak. Namun aku terus meyakinkan diri dan semua yang aku takutkan ternyata tidak terjadi. Saat latihan untuk terakhir kalinya, tim kami tidak lengkap satu dari kami ternyata sakit dan tidak masuk sekolah. Aku sempat khawatir karena di latihan yang terakhir kali sebelum perlombaan seperti ini kami malah tidak lengkap.

Namun semua tetap harus berjalan.

1. LKBI
Akhirnya, Senin 23 April 2018 LKBI terlaksana. Bertempat di SMKN 1 Pangkal Pinang. Rasa was-was mucul begitu saja melihat banyak sekali peserta. Apalagi kuantitas latihan kami yang terhiting pendek. Setelah pembukaan selesai lomba pertama adalah mendengarkan dan membaca. Kami semaksimal mungkin melakukan yang terbaik dengan membagikan tugas masing-masing. Alhasil kami pun merasa percaya diri dengan jawaban-jawaban yang kami pilih.

Beberapa waktu kemudian 15 besar peserta yang lolos diumumkan. Kami begitu percaya diri jika kami akan lolos. Namun setelah diumumankan kami berada di peringkat 14 atau 15 besar (lupa pastinya). Saat itu pula kami menyakini bahwa ini kami tidak lebih baik dari tim-tim lain. Jadi kami berusaha mungkin untuk melakukan yang terbaik pada tes kedua, yaitu menulis. Sesuai dengan tema yang diberikan aku yang menulis, sedangkan Ari Amanda dan Ayu Zagita mengarahkan tulisan agar benar-benar mencakup tema dan gambaran yang diberikan. Alhamdulillah kami melesat jauh di peringkat pertama setelah sesi menulis. Kami yang sebelumnya sama sekali tidak menyangka sangat-sangat bersyukur bisa melanju ke babak final. Pada babak terakhir yaitu 5 besar adalah tes kemampuan berbicara. Di berikan gambar di sebuah layar lalu kami bebas berbicara atau memberikan pendapat. Kami pun berusaha melakukan yang terbaik pada babak akhir. Hingga Alhamdulillah kami bisa menjadi juara ke 2 :)


2. LKIR UBB
Usai acara LKBI kami menginap di salah satu penginapan yang disediakan pihak universitas. Malamnya kami terus berlatih untuk presentasi.

24 April 2018 kami ke Fakultas Ekonomi UBB untuk presentasi. 



Rabu, 03 Oktober 2018

Let's Play a Good Game!


https://activeforlife.com
Sepak bola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari hampir seluruh orang dunia. Meskipun terlihat konyol memperebutkan satu bola dengan belasan orang lainnya, nyatanya bermain sepak bola sangat  menyenangkan. 

Selama ini yang kita tahu bahwa bermain sepak bola berguna melatih kekompakkan, melatih sklills dan tentunnya kebugaran. Coba perhatikan dialog berikut.
  
"Sedang apa?"
"Main bola"
"Di dalam rumah dan tidak berkeringat?"

Kalian tahu kenapa di dalam rumah dan tidak berkeringat? ini kembali karena teknologi. Kenapa lagi dengan teknologi? Ya rasanya tidak perlu lagi diperjelas bagaimana teknologi mengubah mindset seseorang masa kini. Salah satunya adalah bagaimana mereka menyikapi kehidupan nyata yang mestinya menjadi nyata.

https://iphonebyte.com

Ya, itu dia jawabannya. Bermain bola di rumah dan tidak berkeringat. Karena anggota tubuh paling krusial dalam bermain bola yaitu kaki pun tidak digunakan. Cukup memainkan jari jemari selama dua jam dan kau bisa dikatakan "bermain bola". lucu bukan?

Pada dasarnya bermain bola adalah untuk menjaga kebugaran, jadi jika bermain di sebuah gawai lalu untuk apa istilah sepak bola. Lebih baik tekan bola. 

Tapi memang tidak ada yang bisa disalahkan disini. Tentunya ketika diciptakan sebuah permainan atau game pastinya telah dipikirkan masak-masak dampak dan akibatnya. Jadi semuanya itu memang bagaimana cara seseorang menyikapinya dan menggunakannya SEBAIK mungkin.

"Sedang apa"
"Masak"
"Pengen nyoba boleh?" 
"Nanti di fotoin?"
"😦"

                            https://www.youtube.com/watch?time_continue=3&v=TDbmVlA3D5E
Biar lebih jelas dikasih video ya ↑

Permainan masak-masakan sangat digemari anak-anak perempuan.  Memasak identik dengan kewajiban atau hobi seorang wanita. Lalu bagaimana jika hobi itu kini berganti media. Apa kita akan kenyang dengan hasil masakan di sebuah permainan? Memang mudah terjawab, namun sekali lagi ini memang bukan benar atau salah tapi ada baiknya kita menyesuaikan porsi dalam bermain permainan atau game.

Berbicara mengenai game mari sedikit kilas balik dengan permanain-permainan zaman dulu. Seperti lompat tali, petak umpet sampai permainan congklak. Tapi disini ada permainan yang lebih seru dan lebih menantang loh!

https://permainan-bocah.blogspot.com

1. Pangkak igik karet.

Salah satu permainan tradisional Bangka Belitung yang memanfaatkan komoditas yang ada di Bangka Belitung, yaitu komoditas karet. Buah-buah karet yang berhamburan di tanah dimanfaatkan untuk kompetisi mengadu kekuatan antar pemain. 

Cara bermainnya cukup dengan menggunakan sekuat tenaga untuk mengahancurkan kulit luar buah saga. Yang berhasil menang akan memberikan hukuman kepada yang kalah berupa sentilan di telapak tangan.



https://drsingapunyablog.wordpress.com

2. Main Sagak

Ada juga permainan buah saga. Sama halnya dengan permainan igik karet, permainan saga juga memanfaatkan buah-buah saga yang berhamburan di tanah. Biasanya permainan  saga dimainkan anak-anak perempuan yang dilakukan beramai-ramai.


https://www.youtube.com/watch?v=s21101mcgtY
3. Cak Ingkling

Yang terakhir adalah  permainan Cak Ingkiling. Di wilayah Indonesia lainnya permainan ini dikenal dengan istilah Engklek. Permainan ini banyak menggunakan anggota tubuh dan bermain secara tim. 

Singkatnya, semua  permainan yang ada di Bangka Belitung sangat berperan penting dalam pembentukkan karakter. Mulai dari melatih kekompakkan, sportifitas, hingga jiwa kompetitif.

Dan yang paling utama dari permainan-permainan ini melibatkan anggota badan untuk melatih kebugaran dan kesehatan. Tidak lupa juga memanfaatkan barang-barang dari alam agar lebih bermanfaat.

Pesan untuk pembaca  semua, jangan pernah melupakan permainan tradisional. Walaupun banyak sekali game-game seru di gawai kalian, tetaplah cerdas memilih permainan yang baik. 

Let's Play a Good Game!

https://www.uny.ac.id/
http://library.uny.ac.id/sirkulasi/
https://journal.uny.ac.id/



Etika dalam Menyimak

"Malu bertanya sesat di jalan”   sadar atau pun tidak ungkapan ini telah banyak mempengaruhi pemikiran masyarakat saat ini. Bertanya se...